Say no to Israel

Say no to Israel
Say Yes to Plaestine

Wednesday, April 23, 2008

hakikat doa


Allah berfirman:
"berdoalah nescaya aku akan penuhi."
"Hanya sanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadamu kami memohon sebarang bantuan."
Kini Aku melihat doa itu dalam dua sudut satu sudut jasad sebuah doa, satu lagi ruhnya. Doa perlu ada adab ada seni ada langkahnya. Tetapi itu bukan hakikatnya. Ruh sebuah doa itu yang lebih besar.
Allah telah menjamin setiap doa akan dimakbulkan ini satu insurans yang sangat penting dalam hidup seorang muslim. sememangnya antara takrif Ilah adalah tempat bergantung harap. sebenarnya memiliki harapan adalah satu asa untuk meneruskan kehidupan.
Secara ruhnya Doa adalah satu usaha hamba mencapai janji Tuhannya. Namun jika dilihat dari jasad maka usaha juga sejenis jasad bagi doa. menurut kitab taklimat dari siri rasail nur berdoa itu ada tiga doa dengan hati, doa dengan meminta melalui lisan dan yang ketiga berdoa dengan asa dan ikhtiar.
Saya ingin berkongsi dalam meminta ada beberapa martabat. jika kita lihat dalam ayat AlQuran Allah sering mengingatkan kita tentang hinanya kita di sisi Allah dan KeagunganNya dan KebesaranNya. Seolah olah Allah menyatakan kalian ini lemah dan sangat memerlukanNya.
Jadi saya tertanya apakah doa kita sebelum ini ada ruhnya. atau sekadar jasad yang lengang dari sifat kehinaan dan memuja Pemberi segalanya. kita belajar adab adab doa itu memuji-muja Allah menyebut nyebut rasulNya dan umat umatNya yang soleh seterusnya menghinakan diri dengan ayat seperti sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami dan seumpamanya.
Tetapi apakah adab adab itu diberikan dalam bentuk yang hidup, dalam jasad yang berisi ruh. dengan menjiwai apa yang kita sebutkan. bukankah kita disunatkan pura pura menangis kalaupun hati kita ini keras untuk menangis? jadi kenapa kita simpan bakat lakonan yang Allah minta kita sembahkan. Kalau kita bisa merakamkan rintihan rindu kita pada ibu bapa, isteri, kekasih, sahabat dan saudara mara kenapa tidak pada yang mencipta mereka bahkan mencipta rindu itu sendiri.
kita perlu menilai di mana darjat doa kita,
1 sebagai upacara ibadah yang kaku.
2 sebagai adat menyampaikan hajat kot kot dimakbulkan.
3 sebagai dialog denganYang maha besar.
4 Sebagai satu pengaduan pada Yang Maha Penolong.
5 sebuah pergantungan harap dan satu satunya pergantungan.
6 sebuah rintihan dan pengaduan yang sayu dan hina .
pilihlah mungkin kita mampu mencapai darjat yang lebih baik. ingat Doa itu ibadah yang sangat akrab dengan kekuatan akidah dan iman.

4 comments:

ASaL said...

mohon di link ke blog saya ya, tentang doa
TQ

Ahmed said...

Salams
Masha'Allah a very good website. Please can you visit and add www.haqislam.org to your links also.

Wasalam

umaq_eiman said...

isya Allah,,, sama sama menyampaikan islam dalam ukhuwwah lillah.

Aishahtur said...

bagus post ni. takbir!