Dari tenggara aku mengusung debu,
ada melekat banyak juga yang meleket.
Kuusung ke tengah negara, ibu kota.
Debu-debu bergetaran, kagum dan kegusaran.
Debu yang kuusung sedikit demi sedikit kusisihkan.
Mata mata dikota melihat debu ikhlas dan rendah hati satu kejelekan.
debu-debu dari palitan pohon peradaban ini perlu dibersihkan.
disiram dengan air pembangunan yang berbaur baunya.
Siraman perlu dimulai dengan membogelkan dari rasa malu dan segan.
Diikuti dengan salinan angkuh dan ketamakan.
Siraman ini siraman baru yang bertamadun.
Asasnya titis titis airmata yang dizalimi.
Sadurannya titik jerih yang lemah.
Buih buih sabunnya gelak tawa penuh noda.
Sisa yang mengalir dari siraman ini darah tiada dosa.
Debu debu ini kuusung dari tenggara,
angin dari barat sedikit sedikit mengibasnya dari jiwa.
Aku terpana dengan hinaan yang bertiup ke bangsaku.
Terpesona dengan kemegahan obor kekufuran.
Inilah yang akan kuceritakan bila pewaris bertanya...
Inilah yang bakal kukisahkan bila keceluparan menyinggah cuping.
No comments:
Post a Comment